News

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar parawansa meresmikan ponpes Kasepuhan Lansia Assuniyah di Desa Pondok Waluh, Kecamatan Kencong, Jember.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar parawansa meresmikan ponpes Kasepuhan Lansia Assuniyah di Desa Pondok Waluh, Kecamatan Kencong, Jember.

JEMBER .MENARANEWS.ONLINE

Bertepatan dengan peringatan hari lansia nasional ke 26 tahun.Gubernur jawa timur meresmikan ponpes kesepuhan lansia Asunniyah  yang dibangun 23 kamar istirahat dan 17 ruangan dan telah terisi  .

Gubernur Jatim Khofifah Indar parawansa menyampaikan Alhamdulillah di Jember sudah ada ponpes Kasepuhan yang hari ini bertepatan pada hari Lansia nasional ke 26 yang telah kita resmikan.

Pemrov Jatim nantinya juga akan mengagendakan program PKH Plus bagi lansia juga agar perlindungan terhadap lansia makin terjamin,” kata Gubernur Jatim.

Tidak hanya itu saja, dalam kunjungan singkat tersebut Gubernur juga menerangkan jika untuk lansia di Indonesia peningkatan nya sangat luar biasa, maka dari itu perlu adanya lansia yang yang mandiri dan produktif agar tidak sampai terjadi lansia terlantar.

“Jadi pemrov Jatim akan selalu memfokuskan bagi lansia, dan ini adalah salah satu penghormatan kami untuk lansia, dimana lansia produktif memang harus dibentuk dengan kebersamaan, kami juga melihat berbagai hasil kreatifitas lansia di Jember ini cukup luar biasa,” ungkap Gubernur.

Tidak hanya itu saja, dalam peringatan hari lansia nasional ke 26 tahun tersebut yang disatukan dalam peresmian Ponpes Kasepuhan Assuniyah pihak terkait yang hadir diantaranya bupati Jember Hendy Siswanto dan juga sejumlah OPD pemrov Jatim dan juga pihak pihak terkait.

Salah satu lansia produktif asal desa pondok waluh, kecamatan kencong bernama nenek Asiya (67) tahun dalam kesempatan kunjungan Gubernur Jatim yang menjajakan hasil kreatifitas berupa Tas, Sandal dari kulit dan kerajinan baju batik motif burung merak tersebut menyampaikan.

“Alhamdulillah meski saya sudah umur 67 tahun saya masih bisa bekerja dengan membuat hasil kerajinan tangan berupa tas dan sandal dari kulit domba yang harganya bisa hampir 700-900 ribu per pasang, selain itu saya juga membuat baju motif batik bergambar burung merak yang cucu kami jual lewat online atau offline ke masyarakat dan Alhamdulillah laku dengan harga 20 ribu hingga ratusan ribu,” kata nenek Asiya yang sudah 7 tahun geluti profesi ini.

Tidak hanya itu saja, selain nenek Asiya juga ada lansia lain yang juga membuat kerajinan yang hampir sama tapi dengan bahan yang berbeda.

“Sementara ini teman kami ada 3 orang, dan meski saya sulit pendengaran namun kami Alhamdulillah dibantu anak cucu dan kawan kawan lansia yang masih muda untuk penjualan dagangan kami,” ungkap Asiya.

 

(.)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button