News

APERSI Jember Meminta Pemerintah Agar Menambah Quota FLPP 2024 Agar Tidak Terjadi Kekosongan

APERSI Jember Meminta Pemerintah Agar Menambah Quota FLPP 2024 Agar Tidak Terjadi Kekosongan

Jember Menaranews.online”Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia – Apersi di tahun 2024 ini meminta kepada pemerintah guna merevisi kembali terhadap kebijakan pengembangan perumahan di Indonesia di tahun 2024 ini khususnya. Mengingat di tahun sekarang ini pemerintah telah melakukan kebijakan yang di nilai tidak populis dengan mengurangi quota jumlah pengembangan perumahan di tahun 2024 mencapai minus angka 35%.

Hal itu tentu membuat para pengembang/developer seluruhnya semakin tidak berdaya dan selalu kuatir dengan keadaan yang akan terjadi manakala tidak dilakukan perbaikan maupun penambahan jumlah quota yang semestinya. Dan bisa dipastikan akan memberikan dampak buruk dan multi player efek negatif terhadap iklim investasi. Bahkan bisa jadi tingkat pengangguran semakin meningkat serta problem sosial lainnya akan muncul, demikian disampaikan Ketua DPP Apersi Jatim Korwil Jember Asyik Pemilu Hadi ST, MT menyoal quota rumah FLPP tahun 2024 tidak sebanding lurus dengan tahun 2024 ini..

Asyik Pemilu Hadi mengatakan para anggota Apersi hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk melakukan revisi sekaligus menambah jumlah quota perumahan bersubsi tahun 2024 ini. Pasalnya quota nasional tahun 2023 lalu sebanyak 250 ribu unit dan di tahun 2024 diturunkan menjadi 166 ribu unit, praktis quota tersebut mengalami penurunan hingga 35% yang diperkirakan angka ini cukup besar dampaknya. Untuk itu diharapkan quota tersebut paling tidak disamakan atau melebihi dengan tahun lalu. Dengan demikian para pengembang sedikit banyak akan bisa lebih hidup dan bernafas, tandasnya.

“Quota nasional tahun 2024 sebesar 166 ribu unit ini akan habis terserap sekitar bulan Juli mendatang, praktis para pengembang tidak bisa bekerja lagi (stagnasi/kekosongan) guna menyediakan rumah subsidi tersebut. Dengan kondisi itu bisa pasti akan memunculkan berbagai problematika diantaranya pengembang tidak lagi bisa memberikan penyediaan rumah sederhana bersubsidi khususnya kepada masyarakat berpenghasilan rendah/MBR dan juga pemohon lainnya baik itu ASN, TNI dan Polri”, urai Ketua.

Saat ini para pengurus Apersi Pusat hingga Daerah sedang berkonsentrasi penuh melakukan pembahasan tentang penambahan jumlah quota tahun 2024 ini. Sehingga anggota Apersi seluruhnya akan membahasnya guna menyampaikan permohonan ini kepada pemerintah c/q menteri PUPR, Presiden dan DPR senayan. yang sekiranya dilakukan pertemuan dan pembahasan serius karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

Hal yang sama juga disampaikan Penasihat DPP Apersi Jatim Korwil Jember H. Amran Gunarsono ST bahwa penurunan jumlah quota perumahan bersubsi tahun 2024 ini adalah persoalan yang sangat serius. Dan apabila tidak dilakukan penambahan quota selain terjadi kekosongan rumah bersubsidi bagi rakyat dan juga muncul dampak lainnya yang bersifat multy player efek menimpa industri turunan seperti menurunnya permintaan bahan bangunan serta akan terjadi pengurangan tenaga kerja riil. Yang kesemuanya itu tidak bisa dipandang sebelah mata, sergah H. Gunarsono.

“Untuk itu kami berharap adanya penyesuaian atau penambahan quota perumahan bersubsidi nasional kepada pemerintah. Mengingat para pengembang ini adalah bagian penting yang menggerakkan sektor perekonomian didaerah terutama Korwil Apersi. Bahkan yang patut menjadi catatan penting yakni Korwil Apersi ini menggerakkan ribuan tenaga kerja mulai dari tenaga kasar, pertukangan, umkm pasir bata pasir genting dan lain lain. Manakala hal tersebut tidak ada penambahan quota dampak signifikan didaerah khususnya akan sangat bisa dirasakan, tandasnya.

Di bagian yang lain sekretaris Apersi Korwil Jember H. Ayak Al Riyadh Silahudin mengatakan kami yang ada di wilayah mendorong kepada Ketum Apersi Pusat soal
keluhan ini sesegera mungkin untuk dilaporkan ke Kementrian PUPR serta Kementrian terkait lainnya dengan harapan agar ada solusi terbaik. Sehingga para pengembang ini bisa memiliki harapan dan bisa tumbuh dan bekerja lagi .”pungkasnya.

(Mn-sta)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button