Jember “Menara News.Online”, Sandhorellang adalah kegiatan ritual yang dilakukan oleh warga masyarakat desa Klungkung Sukorambi untuk menyambut datangnya tahun baru Islam 1446 H . Kegiatan ini dilakukan secara ajeg disetiap 1 Muharram ditengah tengah pemakaman umum tepat berada di makam para bujuk (tetuah desa) yang menjadi panutan dan sekaligus tokoh yang membuka/ membedah awal desa Klungkung terbentuk.
Dimana seluruh lapisan warga masyarakat Klungkung datang berduyun-duyun di tengah pemakaman mulai dari anak anak, remaja, tua, laki petempuan lintas generasi beragam usia bersatu dan bersama sama berdoa dan memohon kepada ALLAH SWT untuk keselamatan dan kemakmuran warga masyarakat Klungkung khususnya.
Usai mengikuti ritual Sandhorellang Kades Klungkung Kecamatan Sukorambi Abdul Gafur mengatakan Sandhorellang merupakan budaya asli yang ada di desa Klungkung yang dilakukan secara turun temurun disetiap tahunnya. Sandhorrelang adalah kegiatan ritual atau doa bersama warga masyarakat Klungkung di dusun Mojan. Diharapkan dari Sandhorellang ini merupakan sebuah bentuk reuni besar seluruh warga masyarakat Klungkung dengan melakukan sejumlah ritual penting dari pakem Sandhorellang diantaranya seluruh warga yang hadir membacakan tawasul dilanjutkan membaca surat Yasin, tahlil dan di tutup doa seluruh yang hadir, ungkapnya (Minggu 7/7/2024).
“Setelah selesai melakukan ritual barulah dilaksankan tarian Sandhorellang dengan mengitari makam bujuk desa Klungkung. Tarian Sandhorellang ini berisikan pemujaan sekaligus doa kepada ALLAH SWT untuk para leluhu/bujuk guna memohon ampunan serta memohon keselamatan, keberkahan serta kesejahterasn warga masyarakat Jember khususnya desa Klungkung yang terhindarkan dari berbagai masalah dan musibah”, harap Gafur.
Dirinya sangat berterima kasih manakala ritus sandhorelang ini lebih di gaungkan lagi. Mengingat sandhorellang merupakan kegiatan ritual masyarakat desa yang digelar di tengah pemakaman desa. Dan sudah saatnya Sandhorellang dikembangkan lebih besar lagi hanya saja perlu dukungan nyata dari pemkab Jember akan sarana prasarana pendukung yang lebih layak dan lebih baik lagi. Pasalnya Klungkung secara nasional telah ditetapkan sebagai desa budaya.
Hal yang sama juga disampaikan camat Sukorambi Asrah Joyo Widono bahwa ritus Sandhorellang adalah kegiatan pemujaan kepada Tuhan YME yang ditujukan kepada para leluhur pendahulunya yang dilakukan secara turun temurun yang akhirnya wilayah tersebut dinamai Mojan Klungkung. Kegiatan Ritus Sandhorrelang itu sendiri saat ini telah menjadi kalender ivent desa yang setiap tahunnya selalu di helat. Dan Sandhorellang telah diapresiasi oleh Kemenristek Dikti sebagai budaya tak berbenda dan juga di tetapkan sebagai tarian desa budaya, desa Klungkung telah menjadi desa budaya nasional, tandasnya.
“Kami bangga di Jember ini banyak penggiat budaya yang serujuk untuk turut membesarkan keberadaan ritus Sandhorellang sebagai iconiknya desa Klungkung dan kawasan lainnya di lereng pengunungan Hyang Argopuro . Sebenarnya di wilayah desa desa kecamatan Sukorambi banyak potensi yang bisa dikembangkan mulai budaya lokal, budaya pertanian maupun budaya budaya ciri khas masyarakat Sukorambi lainnya.. Mengingat Sandhorellang adalah budaya yang telah melegenda dan menasional yang di rencanakan bulan November 2024 akan digelar ivent budaya berupa kunjungan wisawan internasional yang ditempatkan di 4 kecamatan di 5 desa diantaranya desa budaya Klungkung Kec Sukorambi dengan sandhorellangnya. Kabar menggembirakan ini datang dari pokdarwis desa Klungkung yang memang di tunggu penuh antusias warga masyarakat, ” pungkas Asrah
Kegiatan Ritus Sandhorellang tahun 2024 ini dihadiri dan didukung penuh para pihak yang turut untuk menyukseskan diantaranya para penggiat budaya Jember, akademisi, mahasiswa, pendamping desa budaya, sejarawan serta pemerintahan desa, pemerintahan kecamatan Sukorambi dan Disparbud Jember
(Mn-sta)
