Gelorakan Bela Negara Untuk Indonesia Maju”

Menaranews.online”Konsulat RI Tawau peringati Hari Bela Negara ke-76 dengan menyelengarakan upacara dengan tema “Gelorakan Bela Negara Untuk Indonesia Maju” di halaman kantor Konsulat, Kamis, 19 Desember 2024. Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Konsul RI di Tawau, Aris Heru Utomo, dengan peserta seluruh Staff Konsulat dan Pengurus Darma Wanita Persatuan (DWP) Tawau.
Sebelum membacakan sambutan Presiden RI, Konsul RI Tawau memaparkan secara singkat sejarah ditetapkannya Hari Bela Negara pada setiap 19 Desember. Menurutnya, penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara merujuk pada arahan Presiden Soekarno untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menyusul terjadinya Agresi Militer II Belanda pada 19 Desember 1948. Agresi militer tersebut dilakukan Belanda untuk merebut Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang saat itu berada di Yogyakara.
Dalam agresi militer tersebut, Belanda menangkap para pemimpin Indonesia, yakni Presiden Soekarno dan Wapres Muhammad Hatta beserta para tokoh lainnya, sehingga terjadi kekosongan pemerintahan. Hanya Jenderal Sudirman yang tidak ditangkap Belanda karena mengungsi ke pedalaman.
Untuk menjaga keberadaan negara Indonesia, Presiden Soekarno menugaskan Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran, untuk mendirikan PDRI. Tugas tersebut berhasil dilakukan dengan terbentuknya PDRI pada tanggal 22 Desember 1948 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Dengan keberadaan PDRI, Indonesia menunjukkan eksistensinya sebagai sebuah negara. Indonesia pun berhasil memaksa Belanda duduk berunding dan menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Roem-Royen. Perjanjian ini berujung pada pengakuan Belanda atas kedaulatan penuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sementara dalam sambutan tertulis yang dibacakan Konsul RI Tawau, Presiden Prabowo mengingatkan bahwa Deklarasi PDRI merupakan bukti ketangguhan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI. Selain itu, keberadaan PDRI juga memberikan sinyal kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih tetap berdiri.
Selanjutnya Presiden Prabowo mengingatkan pula bahwa seiring perkembangan lingkungan strategis dan geopolitik, yang menunjukkan dinamika yang semakin kompleks dan berpotensi membawa dampak signifikan terhadap keamanan global, masyarakat Indonesia perlu melakukan antisipasi, penyelarasan, updating kebijakan pertahanan, dan pelaksanaan strategi pertahanan negara yang tepat. Semua itu diperlukan guna menghadapi tantangan-tantangan dalam rangka penerapan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
”Ketegangan antar negara, pergeseran aliansi, dan meningkatnya persaingan untuk menguasai sumber daya strategis telah menciptakan ketidakpastian. Selain itu, isu-isu seperti konflik regional, perang siber dan perubahan iklim mempengaruhi keamanan internasional, tegas Presiden Prabowo dalam sambutan tertulisnya.
Presden Prabowo juga menyampaikan mengenai Sishankamrata sebagai strategi pertahanan negara terbaik karena Indonesia memiliki keunggulan jumlah penduduk dan wilayah nusantara yang luas. Dalam konteks tersebut, Kementerian Pertahanan telah melaksanakan program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN).
Mengakhiri sambutannya, Presiden prabowo mengajak untuk bersama-sama mempersembahkan dedikasi yang terbaik bagi bangsa sesuai dengan peran dan profesi kita masing-masing.
“Pertahanan negara adalah suatu tujuan nasional bangsa kita. Dan tujuan Republik Indonesia adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia, seluruh keselamatan bangsa, seluruh kekayaan bangsa, dan seluruh masa depan bangsa. Dan itu hanya bisa dijamin oleh pertahanan yang kuat,” pungkas Presiden Prabowo.
(Mn-prah)