JEMBER BELUM PUNYA TEMPAT EVAKUASI JIKA TERJADI TSUNAMI.
“Jember Belum Punya Tempat Evakuasi .
Jember.MenaraNews.online.
PLT.KepalaUntuk BPBD Kabupaten Jember SIGIT AKBARI mengatakan untuk Pertolongan Tsunami, Jember belum memiliki The Tes atau Tempat evakuasi jika terjadi Tsunami abesar. Hal itu di katakan PLT Kepala BPBD Jember Sigit Akbari, Sabtu (27/11/2021) di Hotel Aston.
Menyinggung tentang upaya yang di lakukan menurut Sigit Akbari telah melakukan kajian tentang potensi kejadian Tsunami di Pantai Selatan Jawa akibat gempabumi megahtrust oleh beberapa peneliti oleh Widjo Kongko (2018), Ron Harris (2017 – 2019), dan terakhir Tim Lintas Lembaga yang dipimpin ITB, dan didukung oleh BMKG.
Dari hasil penelitian itu hasilnya kurang lebih sama yaitu potensi terjadinya tsunami dengan ketinggian sekitar 20 meter, dalam waktu 20 menit gelombang tiba di pantai sejak terjadinya gempa.
Menurut Akbari hasil penelitian tersebut diperlukan untuk menguatkan sistem mitigasi gempabumi dan peringatan dini tsunami, mengingat potensi kejadian gempabumi dan tsunami di Indonesia tidak hanya berada di pantai selatan Jawa. Utamanya di sepanjang pantai yang menghadap Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, ataupun pantai yang berdekatan dengan patahan aktif yang berada di laut (Busur belakang atau back arc thrusting, ataupun membentang sampai ke laut, dengan berbagai potensi ketinggian gelombang tsunami.
Sedangkan untuk penelitian Terakhir oleh ITB
Penelitian ini didukung oleh BMKG, KKP, dan BIG dilakukan berdasarkan analisis data-data kegempaan BMKG dan pemodelan tsunami dengan beberapa skenario misalnya Skenario terburuk mengasumsikan jika terjadi gempabumi secara bersamaan di dua segmen megathrust yang ada di selatan Jawa bagian Barat dan Selatan Jawa bagian Timur, yang mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang maksimum 20 meter dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.
Hasil pemodelan ini dapat menjadi salah satu acuan bahwa lahan di pantai yang berada pada ketinggian lebih dari 20 meter, relatif lebih aman terhadap ancaman bahaya tsunami. Selain itu, penting juga untuk penyiapan jalur dan tempat evakuasi, ataupun untuk penataan lahan di daerah rawan tsunami.
Tujuan penelitian
Penelitian gempabumi dan tsunami di Indonesia memang perlu selalu didorong, dengan tujuan bukan untuk menimbulkan kecemasan dan kepanikan masyarakat. Namun yang terpenting dapat mencegah dampak dari bencana, baik jatuhnya korban jiwa maupun kerusakan bangunan dan lingkungan termasuk penyiapan jalur dan tempat evakuasi, ataupun untuk penataan lahan di daerah rawan bencana
Pihaknya tak henti2 melakukan edukasi masyarakat agar melakukan perlindungan dan meningkatkan kewaspadaan tanpa kepanikan
Wilayah Kabupaten Jember, lokasinya sangat dekat sekali dengan pantai selatan, sehingga berpotensi terjadinya Tsunami.
Namun, hingga kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember belum memiliki, tempat evakuasi bagi korban jika terjadi bencana Tsunami.
Sigit Akbari mengaku, pengadaan evakuasi sementara, bagi warga yang berada di lokasi rawan Tsunami itu, membutuhkan dana yang besar.
“Dulu memang ada dari Pusat, untuk kita dibantu, tapi tidak ada tindak lanjutnya, sampai sekarang,” katanya.
Oleh karena itu, sementara yang bisa di lakukan adalah memberikan simulasi saja, dengan mencari lokasi yang tinggi sebagai tempat evakuasi warga ketika terjadi Tsunami.
“Kita simulasikan bahwa kalau, terjadi bencana Tsunami, ada titik-titik tertentu atau daerah yang tinggi sebagai tempat evakuasi .”
(Sta)