News

*Konsulat RI Tawau didukung Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) dan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan kegiatan “Famtrip*

Rencanakan Perjalanan Suci Anda bersama kami!

Tawau, Menaranews.online”12/12/2024) – Konsulat RI Tawau didukung Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) dan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan kegiatan “Famtrip” (Familiarization trip) untuk media dan agen wisata Semporna, Sabah ke Makassar dan Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, 30 November – 4 Desember 2024.

Dipilihnya Tana Toraja dan Makassar sebagai tujuan promosi wisata adalah mengingat bahwa lebih dari separuh penduduk di wilayah kerja Konsulat RI Tawau (yang meliputi Tawau, Kunak, Kalabakan, Lahad Datu dan Semporna) berasal dari berbagai etnis di Provinsi Sulawesi Selatan, seperti dari Bugis dan Toraja. Dengan mempromosikan daerah wisata di Sulawesi Selatan, diharapkan mereka akan terdorong melakukan perjalanan wisata ke kampung halamannya. Selain itu, daerah-daerah di provinsi Sulawesi Selatan seperti Makassar dan Tana Toraja dikenal memiliki nilai artistik dan daya tarik sejarah, budaya, dan keindahan alam yang luar biasa, serta berbagai makanan tradisional khas daerah yang sangat beragam.

”Selain untuk memperkenalkan keindahan daerah wisata di Sulawesi Selatan. Kegiatan Famtrip juga bertujuan untuk menghubungkan para peserta dengan vendor wisata lokal dan memberikan pengalaman personal yang akan memudahkan peserta dalam memasarkan tujuan wisata Indonesia” ujar Konsul RI Tawau Aris Heru Utomo saat melepas rombongan Famtrip yang terdiri dari jurnalis dari televisi Astro Awani dan Koran Utusan Borneo, serta Tour Operator dan Travel Agent dari wilayah Semporna yaitu Wisata Travel Agency, Ocean Park Travel & Tours, dan Jeti Pelancong

Konsul RI Tawau juga menyebutkan adanya tantangan dalam menuju ke lokasi wisata karena tidak ada penerbangan langsung dari Tawau ke Makassar. Saat ini penerbangan terdekat ke Makassar dilakukan lewat Kota Kinabalu – Bali – Makassar atau Kuala Lumpur – Jakarta/Surabaya – Makassar.

“Oleh karena itu, ketiadaan penerbangan langsung perlu disikapi dengan pembuatan paket wisata beberapa daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan. Selain untuk menarik masyarakat Sabah, juga untuk menarik wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Semporna,” jelas Konsul RI Tawau.

”Selama ini wisawatan Tiongkok yang berkunjung ke Semporna menghabiskan waktu ke pulau-pulau dan pantai di kawasan Semporna selama 3-4 hari. Setelah itu mereka kembali ke Tiongkok atau ke Kuala Lump[ur dari bandara di Tawau. Kalau para wisatawan Tiongkok ini dibuatkan paket-paket wisata dari Semporna, Sabah, ke Indonesia maka akan mereka akan memiliki pilihan untuk melanjutkan perjalanan wisata ke Indonesia,” tambah Konsul RI Tawau.

Kegiatan Famtrip di Provinsi Sulawesi Selatan diawali dengan kunjungan ke Tana Toraja yang terkenal dengan tradisi unik, arsitektur khas, serta ritual adat yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional. Peserta Famtrip juga diajak mengunjungi pusat tenun tradisional yang terletak di Desa Sa’dan dan mengenal dan melihat dari dekat hewan khas Toraja yakni kerbau / tedong. Bagi masyarakat Toraja, kerbau memiliki makna yang mendalam secara sosial, spiritual, dan ekonomi. Kerbau dianggap sebagai simbol status sosial, kekayaan, dan penghormatan. Dalam kepercayaan masyarakat Toraja / Aluk Todolo, kerbau adalah “kendaraan” bagi arwah menuju puyo (alam baka). Terdapat jenis kerbau seperti Tedong Saleko dan Tedong Bonga yang sangat dihargai karena keunikan fisiknya, mencerminkan strata sosial keluarga penyelenggara upacara adat Rambu Solo.

Pada kunjungan berikutnya, peserta Famtrip diajak mengunjungi situs megalitik, Bori Kalimbuang, yang merupakan situs batu berdiri mirip Stonehenge di Inggris. Situs ini terkenal dengan adanya 102 menhir (batu besar yang tegak berdiri).

Destinasi selanjutnya yang dikunjungi adalah Desa Wisata Ke’te Kesu. Ke’te Kesu dikenal karena keindahan dan keunikan tradisi yang masih terjaga. Desa ini memiliki rumah adat Toraja yang disebut tongkonan, yang usianya mencapai sekitar 300 tahun. Tongkonan dibangun dengan arsitektur khas, tanpa menggunakan paku, melainkan dengan susunan kayu yang rapat. Bentuk atapnya melengkung menyerupai tanduk kerbau, yang memiliki simbolisme kuat dalam budaya Toraja.

Selain ke tempat-tempat wisata di Tana Toraja, rombongan Famtrip diajak menemui pengusaha kopi Toraja yang sudah dikenal ke berbagai negara.

Pada kunjungan hari berikutnya di Makassar, rombongan Famtrip mengunjungi Masjid 99 Kubah yang di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) dan mengunjungi dataran tinggi Malino (Siera Sky View) yang terletak di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Dari tempat ini tampak pemandangan bukit-bukit di sekitar Malino, termasuk latar belakang Gunung Bawakaraeng. Siera Sky View menawarkan wisata dengan konsep global yang menggabungkan budaya Eropa dan Asia, seperti bangunan bergaya Swiss, jembatan ala Venesia, desain Santorini, hingga kincir angin khas Belanda. Terdapat pula elemen budaya Asia, seperti spot foto bertema Jepang, Korea, dan Tiongkok.

(Mn-prah)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button