Tampil Beda, Tiap Tahun Warga Padukuhan Ledokombo Tutup HUT RI Gelar Seni Ludruk
Tampil Beda, Tiap Tahun Warga Padukuhan Ledokombo Tutup HUT RI Gelar Seni Ludruk
Jember “Menara News. On Line”, Pagelaran kesenian Ludruk adalah harga mati, itulah semangat sekaligus semboyan yang di miliki oleh warga masyarakat dusun Boto Sari Padukuhan Ledokombo – desa Dukuh Mencek Kecamatan Sukorambi. Hal yang khusus ini menjadi iconik dusun setempat yang tidak bisa di tawar tawar lagi bahwa kesenian tradisional ludruk menjadi kekhususan disetiap puncak kegiatan HUT RI selalu di gelar berkat dukungan semua elemen warga masyarakat padukuhan ledokombo. Ciri khas ini kategori tidak ada duanya di kecamatan Sukorambi yang di tonton antusiasme tinggi oleh warga masyarakat ..
Sebelum perhelatan Ludruk di gelar Kades Dukuh Mencek Nanda Setyawan dalam sambutannya mengatakan sudah menjadi kebanggan sekaligus ciri khusus warga masyarakat padukuhan Ledokombo disetiap puncak kegiatan HUT RI selalu di sajikan pagelaran Ludruk. Di hadirkannya kesenian ludruk ini tidak lepas adanya kekompakan warga sebagai pesta rakyat. Pemdes Dukuh Mencek senantiasa mendorong kemajuan disetiap padukuhan dengan berbagai kiprah kiprahnya guna mengisi kemerdekaan ini sebaik baiknya, tandas Kades Wawan (Senin, 2/9/2024).
Hal senada juga disampaikan Sekcam Sukorambi Bagus Hendrawan bahwa pagelaran seni budaya ludruk sudah sangat melekat di hati warga Ledokombo. Bahkan digelar setiap tahunnya sebagai agenda rutin tutup kegiatan Agustusan. Puncak kegiatan ini kiranya untuk dijadikan momentum guna mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan giat giat yang produktif bagi warga masyarakat Sukorambi khususnya, ajak Sekcam Sukorambi yang penuh energik ini.
Ketua Panitia pagelaran Ludruk Padukuhan Ledokombo Suud mengungkapkan warga masyarakat Ledokombo memiliki gairah tersendiri manakala menyajikan hiburan ludruk daripada yang lainnya. Seluruh warga tumpah ruah menonton seni budaya ludruk tersebut.
“Saking gandrungnya sama ludruk warga sama sekali tak ingin tergantikan oleh hiburan lainnya. Bahkan warga memberikan donasi lebih bila ludruk di tampilkan dan manakala di sajikan selain ludruk warga enggan menyumbangnya”, tukas Suud alias pak Songot.
Camat Sukorambi Asrah Joyo Widono mengatakan seluruh rangkaian kegiatan Agustusan di kecamatan Sukorambi memberikan nilai positif bagi kemajuan wilayah khususnya pertumbuhan ekonomi yakni para penggiat UMKM dan para PKL. Ke unikan padukuhan Ledokombo patut di apresiasi secara positif dan kiranya sebagai model wilayah Sukorambi didalam upaya turut menguri-uri budaya seni ludruk yang saat ini mulai terkikis oleh kondisi kekinian.
“Sudah menjadi tradisi ke arifan lokal kurang lebihnya 30 tahun lamanya warga masyarakat padukuhan Ledokombo secara ajeg helat seni budaya ludruk. Dan ternyata antusiasme masyarakat guna menyaksikan seni ludruk Bulan Purnama dari Tegal Gede Sumbersari sangat meriah. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya ludruk masih lekat di hati warga masyarakat”, pungkasnya (MN – STAW)