News

Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Golkar Muhamad Nur Purnamasidi : Anggaran Literasi hanya 0,138 persen dari Anggaran Sektor Pendidikan Nasional

Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Golkar Muhamad Nur Purnamasidi : Anggaran Literasi hanya 0,138 persen dari Anggaran Sektor Pendidikan Nasional

JEMBER, Menaranews.online”Politik Anggaran, menurut Bang Pur, sapan H. Mohamad Nur Purnamasidi anggota komisi X DPR RI dari Partai Golkar, pemerintah belum berpihak ke dunia pendidikan.

Pernyataan Bang Pur itu saat menjadi keynote speaker pada acara sarasehan peningkatan index literasi masyarakat untuk kesejahteraan di Kabupaten Jember di auditorium Vokasi Polije, Senin, (24/7/2023).
Bidang literasi adalah bagian penting dari dunia pendidikan. Boleh dikatakan sebagai jantung pendidikan.

Exif_JPEG_420

“Anggaran untuk literasi tidak lebih dari 0,138 persen dari anggaran pendidikan nasional kita. Padahal kita sudah mendengar dari pak Syarif tadi (Kepala Perpusnas) betapa strategisnya bidang literasi itu untuk kesejahteraan masyarakat” kata Bang Pur mengawali kupasannya soal politik anggaran, Senin, (14/7/2023).
Seperti yang disampaikan Bang Pur, dari sisi politik anggaran pendidikan nasional Indonesia Tahun 2023 ke Kemendikbudristek sebesar 80,22 trilyun rupiah. Pendanaan wajib sebesar 38,17 trilyun rupiah.

Exif_JPEG_420

Sedangkan bidang literasi, Bang Pur berkata, “Ketika Kemendidbudristek menganggarkan 138 miliar untuk bidang literasi? Betapa kecilnya”
Bang Pur menegaskan, bahwa, “Secara politik anggaran pemerintah Indonesia, yang sudah 78 tahun merdeka, dalam pembukaan uud 45 disebutkan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan dianggarkan 20 persen dari APBN, ternyata kita berada di peringkat 130 dunia.”
Dalam rangking negara terpintar di dunia Negara Indonesia menduduki peringkat 130. Kriteria yang diperhitungkan:
1. Tinggi IQ
2.Tingkat Literasi
3. Peringkat Universitas
4. Rata-rata income per capita
5. Jenis-jenis barang ekspor hasil teknologi tinggi
6. Fasilitas kesehatan
7. Perkembangan Teknologi
Sebelumnya, Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando menjelaskan betapa pentingnya bidang literasi.
Dalam meningkatkan index literasi, Syarif mengatakan, “Tidak ada cara lain yaitu dengan menanamkan kesadaran bahwa untuk menjadi negara besar indikatornya adalah income per kapita dan hasil-hasil produksi teknologi, baik teknologi home industri, menengah dan teknologi tinggi.”
Menurut Syarif, negara maju menjual produksi dengan 3 kategori. Kategori pertama atau KW 1 dijual ke Eropa sedangkan KW 2 dan 3 dijual ke Asia dan Afrika. Jumlah produk KW 1 tidak sebanyak KW 2 dan 3 tetapi harga jualnya tinggi.
Syarif berharap Polije mampu mencetak tenaga yang mampu memproduksi barang dan jasa yang mampu diterima oleh masyarakat. Di mulai dari daerah lokal, kemudian berproses terus hingga tembus pasar Nasional bahkan internasional.
Semua diawali dengan literasi, membaca lalu mempraktekkan berulang-ulang sampai ke tingkat high tech, papar Syarif.
Syarif menegaskan, “Kata kuncinya adalah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang bisa dipakai untuk memenangkan persaingan global,”
Dari slide yang sebelumnya dipaparkan oleh Syarif, negara peringkat pertama dalam rangking negara terpintar adalah Jepang. IQ rata-rata warganya 106,48. Tingkat literasinya 99 persen, Income perkapita 39,423 USD, Sedangkan Indonesia, rata-rata IQ warganya 78,49. Tingkat literasinya 53, persen dengan Income perkapitanya 4.783,9 USD.

Exif_JPEG_420

Peserta pada acara sarasehan dengan tema Peningkatan index literasi masyarakat untuk kesejahteraan di Kabupaten Jember adalah kepala perpustakaan SMPN dan SMA/SMK, dan PT se Jember, total 150 orang. Juga diikuti secara daring oleh kurang lebih 5.000 peserta.
Di antaranya 5 kelompok Komunitas, In-Terest ( Institute for Sosial and Rurel Potential Studies), JDC (Jember Development Center), PRAMITA ( Perempuan Mandiri Tercinta), Lembaga Pemuda Kreatif, Karya Buntaran Kidul.
(Mn-sta)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button