Penyebaran penyakit mulut dan kuku PMK di Kabupaten jember sangat memprihatinkan.
Penyebaran penyakit mulut dan kuku PMK di Kabupaten jember sangat memprihatinkan.
Jember.Menaranews.online”khusus nya desa Seputih Kecamatan Mayang sedikitnya lebih 500 ekor ternak yang terpapar. Hal tersebutb disampaikan Suryadi Sanjaya, Kepala Desa Seputih, Kecamatan Mayang, saat memantau langsung pengobatan ternak yang dilakukan oleh Sahabat Tino, di Dusun Pandean, Desa Seputih, Senin, 18/7/22.
Menurut Suryadi sudah beberapa Minggu ini pihaknya mendapat laporan dari warga yang ternaknya terserang penyakit. Bahkan beberapa hari lalu ada pantauan dari pihak pemerintah terhadap ternak yang ada di wilayahnya, bahkan ada penyuntikan gratis.
Namun demikian hasilnya belum seperti yang diharapkan, bahkan kondisi ternak semakin banyak yang terkapar. Suryadi juga pernah mendapat masukan tentang obat herbal yang punya kualitas bagus, namun dirinya kesulitan untuk mendapatkan informasi dimana untuk mendapatkannya.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi peternak di wilayahnya penyakit mulut dan kuku ini menjadi momok bagi peternak, bahkan dirinya kesulitan mendapatkan informasi untuk memperoleh obat herbal yang sangat luar biasa ini” ujarnya.
Warga diajak langsung Mengobati ternaknya sambil menunggu hasil nyata beberapa saat kemudian.
Sementara P. Wildan, warga dusun Pandean, Desa Seputih, Kecamatan Mayang, membenarkan bahwa banyak ternak yang terpapar, sedikitnya ada 400-500 ekor yang terpapar. Dia menjelaskan, keprihatinan itu mulai berkurang setelah dirinya bertemu dengan Sahabat Tino yang membantu memberikan obat herbal. Obat itu memiliki kualitas bagus dan terbukti mampu memberi kesembuhan pada ternak yang diberi obat, bahkan dalam hitungan jam, sapi yang sakit dengan mulut mengeluarkan lendir banyak bisa langsung berkurang dan mau makan, ini yang membantu peternak diwilayahnya mengatasi penyakit tersebut.
“Benar kata pak Kades, sedikitnya ada 400-500 ternak lebih yang terpapar, dan Alhamdulillah obat dari Sahabat Tino sangat efektif, dan beberapa saat setelah diberi obat, sapi yang sakit sudah bisa berdiri dan mau makan, itu pertanda baik ” ujarnya.
Sementara Bang Tino, yang memberikan obat secara gratis mengatakan, bahwa semua itu berawal dari keluhan peternak yang sapinya terpapar, mereka meminta saya untuk mencarikan solusi obat yang bisa memberikan perbaikan kesehatan bagi ternak, akhirnya dirinya melakukan pengobatan pada kelompok tertentu yang betul betul membutuhkan, ternyata hasilnya luar biasa, banyak ternak yang terpapar setelah dikasih obat, beberapa saat kemudian langsung membaik, sehingga kita perbanyak produksinya, untuk kalangan sendiri.
“Begini mas, awalnya kita banyak mendapat keluhan dari peternak, mulai dari kecamatan Silo hingga beberapa kecamatan, kita buat ramuan yang khusus untuk kalangan sendiri, mereka kita ajak langsung memberikan obat itu, dan hasilnya luar biasa, atas ijinnya sapi banyak yang sembuh” urainya.
Untuk itu dirinya berharap, agar pemerintah segera mengambil langkah pasti dan membantu peternak, agar sapi sapi mereka tertangani, kami hanya membantu saja.
“Semoga pemerintah daerah segera mengambil langkah pasti dan membantu peternak mengatasinya” (mn-arya)